a. Pengertian Manajemen Perubahan
Manajemen adalah proses
perencanaan, pengorganisasian, memimpin, dan mengawasi pekerjaan anggota
organisasi dan menggunakan sumber daya organisasi yang tersedia untuk mencapai
tujuan organisasi yang dinyatakan dengan jelas. Sedangkan perubahan merupakan transformasi
keadaan menuju kearah yang lebih baik, walaupun perubahan tidak selamanya
berdampak baik. Dapat disimpulkan manajemen perubahan merupakan proses,
alat, dan teknik untuk mengelola orang-sisi proses perubahan, untuk mencapai hasil
yang diperlukan, dan mewujudkan perubahan secara efektif di dalam individu,
tim, dan sistem yang luas. Manajemen perubahan ini ditujukan untuk memberikan
solusi yang diperlukan dengan sukses dengan cara yang terorganisasi dan dengan
metode melalui pengelolaan dampak perubahan pada orang yang terlibat didalamnya.
Berikut adalah pengertian manajemen perubahan
menurut para ahli:
·
Menurut Wibowo, dalam bukunya Manajemen Perubahan, Manajemen perubahan
adalah suatu proses secara sistematis dalam menerapkan pengetahuan, sarana dan
sumber daya yang diperlukan untuk mempengaruhi perubahan pada orang yang akan terkena
dampak dari proses tersebut.
·
Menurut Prof. Dr. J. Winardi, manajemen perubahan adalah upaya yang
ditempuh manajer untuk memanajemen perubahan secara efektif, dimana diperlukan
pemahaman tentang persoalan motivasi, kepemimpinan, kelompok, konflik, dan
komunikasi.
b.
Konsep Manajemen Perubahan
Manajemen perubahan dilakukan ketika organisasi atau
perusahaan membutuhkan langkah- langkah untuk merubah sebagian atau seluruh
sistem maupun struktur lama yang berlaku di dalamnya demi penyesuaian dengan
kondisi internal maupun eksternal organisasi.
Sejumlah model atau konsep mengenai perubahan
diberikan untuk memperjelas pemahaman mengenai manajemen perubahan yang perlu
dilakukan oleh organisasi:
- Teori Force Field: teori ini mengemukakan bahwa perubahan terjadi karena munculnya tekanan- tekanan terhadap organisasi, individu ataupun kelompok, dimana kekuatan tekanan (driving forces) berhadapan dengan keengganan (resistances) untuk berubah sehingga agar terjadi perubahan maka harus memperkuat driving forces dan memperlemah resistances.
- Teori Motivasi: dalam teori ini perubahan akan terjadi kalau ada sejumlah syarat tertentu yang menguntungka. Namun dengan memiliki motivasi untuk berubah maka yang perlu dilakukan adalah fokus ke depan dengan cara membuang sikap pesimis, menciptakan kepatuhan, serta mengurangi ketidakpuasan.
- Teori Alfa, Beta, Gamma: dalam teori ini perubahan Alfa adalah perubahan tingkat kepercayaan yang terjadi, perubahan Beta adalah perubahan yang terjadi dalam menilai kepercayaan, sementara perubahan Gamma adalah perubahan yang terjadi karena kelompok melihat adanya faktor lain yang lebih penting.
- Teori Contingency: dalam teori ini yang diamati adalah tingkat keberhasilan pengambilan keputusan yang ditentukan oleh gaya yang dianut dalam mengelola perubahan serta sejumlah kemungkinan.
- Teori Kerja Sama: teori kerja sama mempelajari bahwa perubahan tidak bisa berjalan tanpa adanya kerja sama semua pihak.
- Teori Mengatasi Resistensi Dalam Perubahan: teori ini membahas mengenai teknik yang dipakai dalam mengatasi resistensi seperti komunikasi, partisipasi, fasilitasi, negosiasi, manipulasi hingga teknik paksa.
- Model Accounting-turnaround: teori ini melihat bahwa untuk dapat diselamatkan sebuah korporat harus memiliki sejumlah syarat seperti dukungan stakeholders, ada core business yang mampu mendatangkan cashflow, tim manajemen yang solid, serta sumber- sumber pembiayaan terutama untuk jangka panjang. Biasanya perusahaan yang melakukan turnaround adalah perusahaan yang mengalami penurunan akibat kerugian terus menerus atau salah manajemen.
c.
Komponen Manajemen Perubahan
1. Tujuan perubahan
2. Aspek strategis yang perlu diubah
3. Strategi yang diterapkan
4. Sumber- sumber daya
5. Manajer perubahan
6. Agent of change
7. Organisasi
8. Target audiens yang pasti
d.
Tahap Manajemen Perubahan
Suatu perubahan terjadi melalui tahap-tahapnya. Pertama-tama adanya
dorongan dari dalam (dorongan internal), kemudian ada dorongan dari luar
(dorongan eksternal). Untuk manajemen perubahan perlu diketahui adanya
tahapan perubahan. Tahap-tahap manajemen perubahan ada empat, yaitu:
Tahap 1, yang merupakan tahap identifikasi perubahan, diharapkan
seseorang dapat mengenal perubahan apa yang akan dilakukan
/terjadi. Dalam tahap ini seseorang atau kelompok dapat mengenal
kebutuhan perubahan dan mengidentifikasi tipe perubahan.
Tahap 2, adalah tahap perencanaan perubahan. Pada
tahap ini harus dianalisis mengenai diagnostik situasional tehnik, pemilihan
strategi umum, dan pemilihan. Dalam proses ini perlu dipertimbangkan adanya
factor pendukung sehingga perubahan dapat terjadi dengan baik.
Tahap 3, merupakan tahap
implementasi perubahan dimana terjadi proses pencairan, perubahan dan
pembekuan yang diharapkan. Apabila suatu perubahan sedang terjadi kemungkinan
timbul masalah. Untuk itu perlu dilakukan monitoring perubahan.
Tahap 4, adalah tahap evaluasi dan
umpan balik. Untuk melakukan evaluaasi diperlukan data, oleh karena itu
dalam tahap ini dilakukan pengumpulan data dan evaluasi data tersebut.
Hasil evaluasi ini dapat di umpan balik kepada tahap 1 sehingga memberi dampak
pada perubahan yang diinginkan berikutnya.
Suatu perubahan melibatkan
perasaan, aksi, perilaku, sikap, nilai-nilai dari orang yang terlibat dan tipe
gaya manajemen yang dibutuhkan. Jika perubahan melibatkan sebagian besar
terhadap perilaku dan sikap mereka, maka akan lebih sulit untuk merubahnya dan
membutuhkan waktu yang lama. Jika pimpinan manajemen perubahan mengetahui emosi
normal yang dicapai, ini akan lebih mudah untuk memahami dan menghandel
emosi secara benar.
Daftar pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar