Jenis-jenis
Pengambilan Keputusan
1. Pengambilan
Keputusan Berdasarkan Intuisi
Keputusan
yang diambil berdasarkan intuisi atau perasaan lebih bersifat subjektif yaitu
mudah terkena sugesti, pengaruh luar, dan faktor kejiwaan lain. Sifat subjektif
dari keputusuan intuitif ini terdapat beberapa keuntungan, yaitu :
1. Pengambilan
keputusan oleh satu pihak sehingga mudah untuk memutuskan.
2. Keputusan intuitif
lebih tepat untuk masalah-masalah yang bersifat kemanusiaan.
2. Pengambilan
Keputusan Rasional
Keputusan
yang bersifat rasional berkaitan dengan daya guna. Masalah – masalah
yang dihadapi merupakan masalah yang memerlukan pemecahan rasional. Keputusan
yang dibuat berdasarkan pertimbangan rasional lebih bersifat objektif. Dalam
masyarakat, keputusan yang rasional dapat diukur apabila kepuasan optimal
masyarakat dapat terlaksana dalam batas-batas nilai masyarakat yang di akui
saat itu.
3. Pengambilan
Keputusan Berdasarkan Fakta
Ada yang
berpendapat bahwa sebaiknya pengambilan keputusan didukung oleh sejumlah fakta
yang memadai. Sebenarnya istilah fakta perlu dikaitkan dengan istilah data dan
informasi. Kumpulan fakta yang telah dikelompokkan secara sistematis dinamakan
data. Sedangkan informasi adalah hasil pengolahan dari data. Dengan demikinan,
data harus diolah lebih dulu menjadi informasi yang kemudian dijadikan dasar
pengambilan keputusan.
4. Pengambilan
Keputusan Berdasarkan Pengalaman
Sering
kali terjadi bahwa sebelum mengambil keputusan, pimpinan mengingat-ingat apakah
kasus seperti ini sebelumnya pernah terjadi. Pengingatan semacam itu biasanya
ditelusuri melalui arsip-arsip penhambilan keputusan yang berupa dokumentasi
pengalaman-pengalaman masa lampau. Jika ternyata permasalahan tersebut pernah
terjadi sebelumnya, maka pimpinan tinggal melihat apakah permasalahan tersebut
sama atau tidak dengan situasi dan kondisi saat ini. Jika masih sama kemudian
dapat menerapkan cara yang sebelumnya itu untuk mengatasi masalah yang timbul.
5. Pengambilan
Keputusan Berdasarkan Wewenang
Banyak
sekali keputusan yang diambil karena wewenang(authority) yang
dimiliki. Setiap orang yang menjadi pimpinan organisasi mempunyai tugas dan
wewenang untuk mengambil keputusan dalam rangka menjalankan kegiatan demi
tercapainya tujuan organisasi yang efektif dan efisien.
Keputusan
yang berdasarkan wewenang memiliki beberapa keuntungan. Keuntungan-keuntungan
tersebut antara lain :
banyak diterimanya oleh
bawahan, memiliki otentisitas (otentik), dan juga karena didasari wewenang yang
resmi maka akan lebih permanent sifatnya.
Keputusan
yang berdasarkan pada wewenang semata maka akan menimbulkan sifat rutin dan
mengasosiasikan dengan praktik dictatorial. Keputusan berdasarkan wewenang
kadangkala oleh pembuat keputusan sering melewati permasahan yang seharusnya
dipecahkan justru menjadi kabur atau kurang jelas.
- Bentuk-bentuk atau Jenis-jenis Keputusan
Pada
dasarnya jenis pengambilan keputusan di bagi menjadi dua jenis, yaitu:
- Keputusan
terprogram
Keputusan
terprogram adalah suatu berkaitan dengan persoalan yang sudah diketahui
sebelumnya, keputusan ini menggunakan teknik dan standar tertentu dalam
menangani urusan rutin dan dapat diprogram secara otomatis. Keputusan
terstruktur terjadi dan dilakukan terutama pada manjemen tingkat bawah.
Contoh:
keputusan pemesanan barang, keputusan penagihan piutang, dan lain-lain.
- Keputusan
tidak terprogram
Keputusan tidak terprogram adalah persoalan baru
(tidak diketahui sebelumnya), parameter rumit (tidak tersedia), mengandalkan
intuisi dan pengalaman, tidak melibatkan permasalahan rutin yang
memerlukan solusi secara rinci pada situasi yang ada.
keputusan yang tidak terjadi berulang-ulang dan
tidak selalu terjadi. Keputusan ini terjadi di manajemen tingkat atas.Informasi
untuk pengambilan keputusan tidak terstruktur tidak mudah untuk didapatkan dan
tidak mudah tersedia dan biasanya berasal dari lingkungan luar.
Contoh :
Pengalaman manajer merupakan hal yang sangat penting didalam pengambilan
keputusan tidak terprogram. Keputusan untuk bergabung dengan perusahaan lain
adalah keputusan tidak terstruktur yang jarang terjadi.
Pengambilan Keputusan Manajerial
A. Pendekatan Pengambilan
Keputusan
Membuat Keputusan:
Rasionalitas, Rasionalitas Terbatas, dan Intuisi
-
Asumsi Rasionalitas
Pengambialan keputusan yang
rasional secara sempurna akan sepenuhnya bersikap objektif dan logis.
- Rasionalitas Terbatas
Perilaku yang rasional berdasarkan
pareameter proses pengambilan keputusan yang disederhanakan, yang dibatasi oleh
kemampuan seorang untuk memproses infortmasi.
-
Pengambilan Keputusan Berdasarkan Intuisi
Proses pengambilan keputusan
bawah sadar berdasarkan pengalaman dan pertimbangan yang sudah terkumpul.
B.
Jenis-jenis keputusan dan masalahnya
Keputusan merupakan pilihan yang dibuat dari
alternatif-alternatif yang ada. Dan pengambilan keputusan merupakan proses
dalam mengenali masalah-masalah dan peluang-peluang untuk kemudian
dipecahkan.Jenis-jenis keputusan ada 2, yaitu :
a) Keputusan
Terprogram
Merupakan
sebuah keputusan yang diambil untuk menjawab situasi yang sering kali muncul
sehingga ketentuan-ketentuan dalam mengambil keputusan dapat dibuat dan
diterapkan.
b) Keputusan
Tidak Terprogram
Merupakan
keputusan yang diambil untuk menjawab situasi yang unit, sulit dikenali dan
sangat tidak terstruktur, serta membawa konsekuensi penting bagi organisasi.
C. Kondisi Pengambilan Keputusan
Ketidakpastian adalah bahwa manajer mengetahui tujun
mana yang ingin dicapainya, tetapi informasi tentang alternatif-alternatif dan
peristiwa dimasa depan tidaklah lengkap. Keputusan terprogram dan tidak
terprogram berbeda karena ketidakpastian :
· Kepastian
merupakan semua informasi yang diperlukan telah tersedia
· Risiko
merupakan keputusan memiliki tujuan yang jelas dan informasi tersedia, tapi
hasil dimasa yang akan datang belum pasti.
· Ketidakpastian
merupakan informasi tentang alternatif dan peristiwa di masa yang akan datang
tidak lengkap.
· Ambigu
dan Konflik merupakan tujuan atau masalah tidak jelas dan sulit untuk
dipecahkan
· Manajer
berusaha untuk memperoleh informasi tentang alternatif keputusan.
D. Model
pengambilan keputusan
Pendekatan-pendekatan yang digunakan seorang manajer
untuk mengambil keputusan biasanya berupa salah satu dari 3 jenis ini, yaitu
model klasik, model administrative atau model politik.
Model Klasik
Model klasik dalam pengambilan keputusan didasarkan
pada asumsi ekonomi rasional dan keyakinan manajer tentang seperti apakah seharusnya
keputusan yang ideal itu. Empat asumsi yang menggaris bawahi model ini adalah
sebagai berikut :
1. Pembuat
keputusan beroperasi untuk mencapai tujuan yang diketahui dan disepakati.
2. Keputusan
pembuat berusaha untuk kondisi kepastian. Semua alternatif dihitung.
3. Kriteria
untuk mengevaluasi alternatif diketahui.
4. Pembuat
keputusan rasional dan menggunakan logika untuk memberikan nilai. Mencoba untuk
memaksimalkan tujuan organisasi.
Model
Administratif
Model Aministratif merupakan sebuah model dalam
pengambilan keputusan yang menggambarkan bagaimana manajer sebenarnya membuat
keputusan dalam situasi yang dicirikan dengan keputusan yang tidak terprogram,
ketidakpastian, dan ambiguitas. Model administrative mengenali keterbatasan
yang dimiliki manusia dan lingkungan yang mempengaruhi tingkat rasionalitas
manajer dalam mengambil keputusan. Model Administratif dalam pengambilan
keputusannya terdapat 2 konsep yang dapat berperan dalam pembentukannya yaitu :
·
Rasionalitas yang terbatas berarti bahwa manusia memilikki keterbatasan atau
batas-batas dalam kemampuannya untuk berpikir rasional.
· Pemuasan
berarti bahwa seorang pengambil keputusan memilih alternative solusi pertama
yang dapat memuaskan kriteria minimal dalam membuat sebuah keputusan yang baik.
· Intuisi
merupakan aspek lain dari pengambilan keputusan dengan model administrative.
Intuisi adalah pemahaman yang cepat terhadap situasi genting berdasarkan
pengalaman di masa lalu tetapi tanpa pemikiran yang sadar.
Dalam model
administrative asumsi-asumsi ini berfokus pada factor-faktor di organisasi yang
mempengaruhi pengambilan keputusan yang dilakuan oleh individu. Asumsi tersebut
yaitu:
1. Tujuan
dari pengambilan keputusan sering kali tidak jelas, bertentangan, dan kurang
adanya konsensus di antara para manajer.
2. Prosedur
rasional tidak selalu digunakan
3. Pencarian
untuk alternatif terbatas karena manusia, informasi dan keterbatasan sumber
daya.
4. Sebagian
besar manajer akhirnya melakukan pemuasan daripada mencari solusi yang paling
baik
Model
Politik
Model poltik ini sangat berguna dalam pengambilan
keputusan yang tidak terprogram ketika situasi-situasinya tidak jelas,
informasinya terbatas, dan adanya konflik antara manajer tentang tujuan yang
akan dicapai atau tindakan apa yang akan dilakukan.model politik dimulai dengan
empat asumsi dasar, yaitu :
1.
Organisasi terdiri dari beragam kepentingan
2. Informasi
ambigu dan tidak lengkap
3. Manajer
tidak memiliki sumber daya untuk mengidentifikasi semua dimensi masalah
4. Manajer
terlibat dalam mendorong dan menarik perdebatan untuk menentukan tujuan dan
alternatif
Daftar
Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar